Pendidikan nonformal memiliki peran penting dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang diwujudkan dengan munculnya beragam layanan pendidikan di luar sistem persekolahan baik dilaksanakan mandiri oleh masyarakat, lembaga, maupun pemerintah. Layanan pendidikan nonformal membutuhkan pengelolaan yang efektif dan bermakna mengingat dalam penyelenggaraannya berbagai sumber daya yang dimiliki atau diperoleh dari pihak eksternal berupa pendanaan, fasilitas, material, dan pendanaan memiliki keterbatasan. Kondisi ini memaksa seorang pengelola lembaga pendidikan nonformal melakukan tindakan yang terarah, terstruktur baik, dan memiliki kejelasan mekanisme dalam mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan. Terkait ini, sudah tentu pengelola pendidikan nonformal harus memiliki kompetensi yang tepat dalam hal bagaimana mereka dapat menerjemahkan program besar menjadi proyek atau aktivitas-aktivitas secara baik, terencana, dan bermakna. Disinilah pentingnya kemampuan mengelola proyek pendidikan nonformal secara baik sehingga menghasilkan kebermanfaatan yang besar baik bagi individu, organisasi, maupun lingkungan. Dengan kemampuan manajemen proyek yang baik diharapkan pelaksanaan pendidikan nonformal tidak dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa pendidikan nonformal hanya proyek dan dilakukan dengan cara-cara rutin yang kurang rapi dan terstruktur sehingga akhirnya sumber daya yang dimiliki pun dimungkinkan hilang tanpa memberikan manfaat berarti dalam pengembangan kualitas kehidupan masyarakat