Buku ini mengedepankan sajian perihal konstruksi kritik seni secara utuh atau komprehensif, dengan cakrawala pandang mencakup: historis, filosofis, teoretis, dan juga praksis. Semua itu penulis paparkan secara akademis, dengan dukungan referensi literatur yang sangat memadai, dengan bahasa yang lugas, padat, ringkas dan komunikatif. Ada beberapa point utama penting yang menjadi penekanan yang dikedepankan, dan sekaligus sebagai perspektif pembeda dari buku-buku sejenis yang pernah ada, yakni “penghadiran multiparadigma” dan “refleksi kritis” di dalamnya. Ada lima multiparadigma yang diajukan di buku ini, yang dapat dikatakan, memang menjadi mainstream kajian ilmu sosial humaniora pada umumnya. Sementara dalam konteks “refleksi kritis”, hal ini terutama ditujukan terhadap persoalan “pembakuan pengetahuan” konstruksi kritik seni rupa Indonesia yang ada di sepanjang historiografi yang ada, baik yang berkelindan dengan domain “praktik wacana” maupun “wacana praktik”-nya, yang ternyata mengandung pelbagai “kelirumologi” serius, namun selama ini secara sosiologis, sama sekali luput dari pencermatan. Dalam kaitan itulah, buku ini menawarkan semacam horizon dissenting opinion, sekaligus alternatif solusi strategis, yang potensial bisa dikerangkai sebagai bagian kemungkinan upaya reorientasi dan revitalisasi di masa mendatang.