Wilayah perbatasan, baik itu berupa garis nyata di peta atau batasan yang bersifat sosial dan budaya, selalu menjadi ruang yang penuh dengan interaksi, konflik, dan negosiasi. Di satu sisi, perbatasan merupakan benteng yang membatasi kedaulatan sebuah negara, tetapi di sisi lain, ia juga menjadi ruang pertemuan yang sarat potensi dan peluang. Dalam konteks globalisasi, perbatasan tidak lagi hanya berfungsi sebagai penghalang, tetapi juga menjadi titik krusial yang mempertemukan lokal dan global, tradisional dan modern, serta kepentingan nasional dan transnasional. Buku ini mengupas bagaimana dinamika politik, ekonomi, dan budaya di wilayah perbatasan dipengaruhi oleh arus globalisasi. Ia mengajak pembaca untuk melihat perbatasan bukan hanya sebagai garis statis yang memisahkan, tetapi sebagai ruang dinamis yang terus dibentuk oleh interaksi manusia, kebijakan negara, dan kekuatan global. Globalisasi menciptakan tekanan yang memaksa negara untuk beradaptasi, namun sering kali adaptasi ini tidak berlangsung tanpa gesekan. Konflik kepentingan, ketimpangan ekonomi, hingga persoalan identitas menjadi isu-isu penting yang melingkupi kehidupan di perbatasan.