Perkembangan teknologi digital telah mengubah hampir semua aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Kehadiran perangkat canggih dan platform pembelajaran daring tidak hanya memperkaya media belajar, tetapi juga menuntut perubahan mendasar dalam cara kita memandang proses belajar mengajar. Pendidik kini tidak lagi sekadar menjadi penyampai informasi,melainkan berperan sebagai fasilitator, mentor, dan evaluator yang membimbing peserta didik menuju kemandirian belajar. Dalam konteks inilah, Assessment as Learning (AaL) hadir sebagai pendekatan penilaian yang menempatkan peserta didik sebagai aktor utama dalam proses pembelajaran. Berbeda dengan Assessment of Learning (AoL) yang fokus pada hasil akhir, atau Assessment for Learning (AfL) yang menekankan dukungan pendidik terhadap proses belajar, AaL memposisikan penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran itu sendiri. Melalui refleksi, evaluasi diri,dan pemanfaatan umpan balik berkelanjutan,peserta didik diajak mengembangkan kesadaran metakognitif, tanggung jawab belajar, dan kemampuan mengelola strategi belajarnya secara mandiri.