Saat ini di tengah kehidupan masyarakat Indonesia masih muncul kesadaran parsial yang menyebahkan turunnya kepekaan budaya seseorang. Apabila hal ini tidak segera diperbaiki bonus demografi yang diperkirakan tahun 2045 dapat menjadi sebuah kegagalan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bertugas sebagai garda terdepan, harus mampu mempersiapakan peserta didik menjadi generasi yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bijak dalam menghadapi realitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Bekal dan pembentukan sikap yang positif terhadap keberagaman yang ada di sekitarnya, mutlak diperlukan. Pembelajaran bahasa Indonesia sebagai penghela harus memampukan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya untuk menguasai berbagai pelajaran lainnya. Bahkan, pembelajaran bahasa Indonesia juga harus mampu mengoptimalkan perkembangan intelektual, emosional, dan sosial para peserta didiknya. Model kooperatif-mutikultural pada pembelajaran bahasa Indonesia ini mencoba memfasilitasi tantangan itu.