Hadirnya model pengukuran ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan mendesak akan alat ukur yang kontekstual, autentik, dan mencerminkan realitas budaya lokal dalam pembelajaran matematika di Papua. Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) menjadi kunci dalam pendidikan abad 21, namun penerapannya dalam konteks lokal seringkali belum mendapatkan perhatian serius. Model ini dirancang untuk menjembatani kesenjangan tersebut, dengan mengintegrasikan budaya Papua ke dalam proses pengukuran HOTS matematika secara sistematis dan terstruktur. Model PAPEDA diharapkan dapat membantu para pendidik,peneliti, dan pemangku kepentingan pendidikan di Papua dalam memetakan dan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, sekaligus memperkuat identitas budaya lokal dalam proses pembelajaran. Lebih jauh lagi, hasil pengukuran ini dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan pendidikan,perancangan program pembelajaran yang lebih relevan, serta peningkatan kualitas asesmen berbasis konteks.