Perilaku alam semenjak berabad-abad lamanya, yakni semenjak manusia berada di muka bumi selalu mengikuti sang pencipta yakni Allah swt. Di alam semesta ini selalu terdapat keteraturan serta tidak mengalami satupun kepincangan karena diciptakan oleh satu tangan saja yakni Allah swt. Terhadap perilaku alam semesta ini ada sebagian manusia yang peduli, ingin tahu tentang kejadian alam tersebut namun sebagian besar lainnya saling tidak mempedulikannya. Bagi sekelompok manusia yang peduli terhadap fenomena alam ini, mulanya berawal dari rasa ingin tahu sehingga selalu berusaha untuk menghayati dan memahami pola keteraturan gejala alam; yang selanjutnya mampu menyatakan aturan-aturan dalam catatan yang sistematis; dan mengomunikasikan kepada orang lain atau kepada sejawatnya yang ingin tahu. Seterusnya terjadilah penghayatan tiada henti dari pemerhati dan pengguna fenomena alam sampai saat ini. Dalam sejarah fisika, upaya pengkomunikasian aturan-aturan yang selanjutnya disebut hukum alam inilah; para pecinta fenomena alam diikat oleh aturan moral yakni kejujuran. Pengertian hukum alam tidaklah sama dengan pengertian hukum yang dipahami secara umum, sebab hukum alam pada hakikatnya adalah hukum Allah yang diungkap oleh para ilmuwan, pemilik hukum tetap di tangan Allah yang maha kuasa, sehingga berlakunya hukum alam seringkali bersifat kekal. Hanya temuan hukum baru yang dapat menggagalkan hukum lama yang telah ditemukan terdahulu.