Buku ini disusun sebagai upaya menghadirkan kajian akademik yang memadukan antara matematika dan kebudayaan lokal, khususnya pada komunitas Aboge di Banyumas, Jawa Tengah. Kehadiran etnomatematika sebagai bidang kajian menawarkan perspektif baru bahwa matematika tidak hanya hadir di ruang kelas atau buku pelajaran, tetapi juga tumbuh, hidup, dan berkembang dalam aktivitas sehari-hari masyarakat. Etnomatematika menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan modern dan kearifan lokal, sehingga mampu mengungkap konsep- konsep matematis yang terkandung dalam sistem penanggalan tradisional, arsitektur, dan berbagai aktivitas sosial-budaya masyarakat. Penelitian dan penulisan buku ini bertujuan untuk mendokumentasikan, mengkaji, dan menginterpretasikan konsep matematika yang terintegrasi dalam praktik budaya komunitas Aboge, mulai dari penentuan hari baik, perhitungan kalender, hingga desain arsitektural Masjid Saka Tunggal sebagai warisan budaya yang sarat nilai filosofis.